Jumat 15 September 2017
Sepulang dari mengaji di TPA, kak Taz tampak ceria. Sejak masuk halaman rumah, sudah terdengar celotehnya mengobrol dengan kak Fif. Entah apa yang mereka bahas. Sesekali mereka tertawa, nampaknya sangat geli. Sampai masuk rumah pun, mereka masih terpingkal-pingkal. Untungnya, mereka tidak lupa mengucapkan salam.
Kali ini, makan malam keluarga bergeser setelah shalat isya. Kak Taz tiba-tiba menggamit bunda dan berbisik minta diajari mengerjakan PR matematikanya. Dibalik sikapnya yang keras dan mudah marah, sebenarnya kak Taz anak yang pemalu dan lembut hati. Bunda meminta ijin selama lima menit untuk merapikan meja makan terlebih dahulu dan meminta kak Taz menunggu di ruang tengah.
Akhirnya, bunda memutuskan untuk break sejenak. Bunda beranjak ke dapur, membuat teh hangat dan mengambil camilan lalu membawanya ke ruang tengah. Hmmm, kak Taz duduk merengut sambil mencorat-coret lembaran kertas untuk berhitung. Bunda lalu menawarkan camilan dan teh hangat, sambil tetap merengut, kak Taz meminumnya.
Sambil mengemil, bunda mencoba memberikan tebakan ke kak Taz. Menggunakan biskuit yang ada di piring. Baru bunda tahu, ternyata kak Taz belum sepenuhnya memahami konsep perkalian dan pembagian. Akhirnya, bunda menjelaskan dengan bahasa sederhana dibantu dengan menggunakan jari tangan sebagai alat peraga. Ketika jumlahnya besar, dibantu dengan gambar garis sejumlah bilangan. Konsep perhitungan pun dapat dimengerti oleh kak Taz. Wajahnya pun pelan-pelan kembali ceria. Detik berikutnya, kak Taz dengan mudah dan cepat menyelesaikan soal-soal yang ada tanpa harus dibantu oleh bunda lagi. Pada saat dilakukan koreksi, ternyata semua jawaban kak Taz benar.
Kali ini, sepertinya gaya belajar kak Taz lebih cenderung pada visual.
#tantangan10hari
#harikedua
#level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunSayIIP
0 Komentar