Film dan Lagu Dalam Perkembangan Fitrah Seksualitas



Penyaji  kelompok 9

(18 Mei 2018)



Film dan lagu selalu beriringan dan dapat memberi pengaruh terhadap terbentuknya pola pikir pada anak.

Perkembangan industri perfilman di Indonesia saat ini lebih banyak membawa dampak negatif bagi anak. Hal ini dikarenakan konten tayangan yang seharusnya menjadi media edukasi pada anak, kini kehilangan fungsinya karena lebih berorientasi pada rating dan nilai jual (komersial). Banyak tontonan tidak layak dan tidak ramah bagi anak di bawah umur, contohnya :
  1. Film kartun anak serial Doc mc stuff tayangan Orang tua LGBT
  2. Film kartun Ranma1/2 karena menggambarkan pro terhadap transgender melalui tokohnya si ranma yg tadinya laki2 menjadi perempuan.
  3. Film kartun Sincan yang menyuguhkan gambaran kenakalan orang dewasa yang dilakukan oleh sincan (masih anak2)
  4. Spongebob serial rock -a-bye-bivalve yang menceritakan spongebob dan patric mengadopsi bayi kerang (kontroversi karena dianggap mendukung pernikahan gay) lalu spongebob dan patric tinggal serumah, dan kadang berdandan perempuan.
  5. Aneka kartun princess Walt Disney yang menunjukkan adegan tidak pantas, tinggal satu rumah, atau adegan ciuman yang vulgar.
  6. Serial Ekstravaganza yang banyak menampilkan dandanan banci sebagai bahan humor.
  7. Serial Fesbuker yang menampilkan guyonan keras, sering mencemooh.


Yang perlu dilakukan oleh orang tua adalah:
  1. Mencari alternatif media sebagai solusi.
  2. Mendampingi anak ketika menonton televisi, hal ini sekaligus dapat menjadi ajang untuk mempererat bonding antara anak dengan orang tua.
  3. Ajak anak bermain dan beraktifitas di luar ruangan karena fitrahnya anak untuk bermain di usia dini. Karena banyak yang bisa dikembangkan baik motorik atau kognitif.
  4. Memberikan buku dan mainan edukatif pada anak.
  5. Meniadakan televisi di rumah jika memungkinkan.
Media yang ramah anak dan bisa memiliki nilai tambah dalam proses pembelajaran fitrah seksualitas sebaiknya mengandung unsur berikut : 
  • Mengajak untuk selalu dekat dengan Allah SWT
  • Memperkenalkan konsep Aurat.
  • Menanamkan jiwa maskulinitas pada anak laki-laki dan feminine pada anak perempuan
  • Mendidik agar tidak melakukan ikhtilath (campur baur/pergaulan bebas) di antara laki-laki dan perempuan.
  • Mendidik agar tidak melakukan khalwat (berdua-duaan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahrom).

Untuk mendidik dan membangun pemahaman anak mengenai ikhtilath dan khalwat berdasarkan buku Fitrah Based Education karya ust Harry Santosa, dimulai sejak usia 7 tahun.