Pendidikan seksual untuk anak usia dini
Penyaji materi Kelompok 7
(17 Mei 2018)
Kondisi lingkungan saat ini sangat mengkhawatirkan yang
ditunjukkan dengan banyaknya kejadian-kejadian seperti pelecehan seksual
terhadap anak, orang tua terlalu sibuk sehingga anak cenderung memilih
mengakses sosial media, hamil di luar nikah, aborsi pada remaja, hingga LGBT.
Peran seorang ibu dalam keluarga adalah sebagai agen
perubahan, buah pemikirannya bisa menciptakan peradaban yg lebih baik. Salah
satunya dengan cara memberikan pendidikan seks yg tepat untuk anak usia dini,
yaitu anak usia 0-6 tahun.
Rentang usia 0-6 tahun tersebut dalam pembahasan kali ini,
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :
1.
Kelompok usia 0-2 tahun
Rentang usia
0-2 tahun merupakan masa emas dimana anak2 menyerap seluruh informasi dari
lingkungan untuk kemudian benar2 dilakukan dalam kehidupannya kelak.
2.
Kelompok usia 3-6 tahun
Rentang usia
3-6 tahun merupakan masa dimana anak belajar memberikan respon ketika
berkomunikasi. Respon atau inisiatif yg keluar sangat terpengaruh dari rekaman
ketika anak ada di periode usia sebelumnya.
Berdasarkan gambaran tersebut, maka pembentukan karakter
terutama berkaitan dengan pendidikan seks sebenarnya sudah bisa dimulai sejak
anak2 baru lahir.
Sebenarnya
apakah pengertian dari fitrah seksualitas?
Fitrah Seksualitas adalah tentang bagaimana berpikir,
merasa dan bersikap sesuai fitrahnya sebagai lelaki sejati atau sebagai
perempuan sejati. (Harry Santosa, Fitrah Based Education 2010).
Menilik dari pengertian tersebut, seperti apakah pendidikan
seks untuk anak usia dini?
1.
Usia 0-2 tahun
Pada rentang
usia ini, anak laki2 dan perempuan harus dekat dengan ibunya. Karena pada
rentang usia ini, anak2 sedang mengalami fase oral. Dimana mereka merasakan
nyaman dan nikmat ketika menghisap puting susu ibu. Pada masa2 inilah waktu yg
tepat untuk mengisi 'kamus'nya dengan ingatan2 yg positif, tentang tindakan2 yg
semestinya, mengenalkan siapa saja anggota keluarganya, dan sesekali dikenalkan
juga tentang label 'gender', misalnya: kakak perempuan, adik laki2 dsb.
Juga
dikenalkan tentang kepemilikan pribadinya. Misal: ini tangan kanan adek, ini
perut adek dsb.
Untuk menyebut
alat kelamin, gunakan istilah ilmiah, misal vagina, penis. Hindari kata2 yg
bisa ambigu seperti 'titit' dll. Hal ini supaya tdk salah sebut kosakata ktk
berinteraksi dgn orang lain, shg dianggap tabu. Krn dalam rentang usia ini,
fase perkembangan anak dominan utk menirukan. Sedangkan mereka blm bisa
berfikir tentang sopan santun
2.
Usia 3-6 tahun
Pada usia
ini, yang perlu diperhatikan:
a.
Anak laki2 dan perempuan harus dekat dengan ayah dan ibunya agar mendapatkan pemahaman yg utuh, melihat role
model, seperti apa seharusnya seorang lelaki dan seperti bagaimana seharusnya
seorang wanita bersikap.
b. Sudah bisa dikenalkan dengan bagaimana cara yg benar
merawat dan menjaga kebersihan alat lelamin dengan benar. Misal: kalau BAK
harus jongkok, harus di kamar mandi (tdk di sembarang tempat)..
c. Berikan definisi yg benar tentang lelaki dan wanita beserta
perannya. Jika ada penafsiran mereka yg salah, harus segera kita betulkan.
Bagaimana jika kondisi keluarga tidak lengkap karena
ibu meninggal ketika anak masih balita, atau jika ayah berjauhan? Intinya adl
komunikasi. Sosok ayah dapat digantikan dengan mendekatkan pd paman/kakek, sosok
ibu digantikan dengan mendekatkan pada bibi atau neneknya. Memperbaiki komunikasi
dengan cara sering telpon atau video call, dan ketika bertemu langsung,
usahakan quality time bersama anak.
0 Komentar