Tahap Ulat-ulat   :   Jurnal 6


"Sharing is Caring"


Sejujurnya, kelas Bunda Cekatan ini bagiku adalah kelas yang sangat berat. Kenapa demikian? Karena aku merasa belum memiliki kemampuan yang memadai untuk mengikuti sistem belajar yang diterapkan.
Ternyata, aku belum bisa belajar mandiri. Masih terbiasa dengan dituntun dan diatur.
Seiring berjalannya waktu dan materi, aku semakin mengenal diriku.
Aku ternyata sangat-sangat kuper dan tidak percaya diri.
Ketakutan dan kecemasan untuk membuka dan menjalin hubungan pertemanan,, semakin jelas terasa.

Lepas dari kondisi harianku yang memang sedang overload tugas-tugas domestik dan publik, masalah bawaanku, yaitu tidak percaya diri, belum juga terselesaikan.
Aku tidak berani membuka diri untuk menerima kedatangan orang lain yang benar-benar asing.
Kukatakan asing, karena perkenalan yang terjalin, tidak terbentuk dalam dunia offline. Aku tidak bisa menilai, setidaknya gayanya yang nampak saja.

Hal ini sangat berpengaruh terhadap proses belajarku di kelas Bunda Cekatan ini.
Terutama di minggu kelima dan keenam tahap Ulat-ulat ini, aku benar-benar tertinggal. Aku merasa stuck, tidak tahu harus bagaimana meskipun aku memahami materi dan tugasnya.

Kondisi stuck ini, awalnya adalah karena ketidakmampuanku memanajemen energi tubuhku.
Menghadapi tuntutan tugas di ranah publik, yang terus meningkat baik dari segi jumlah maupun tingkat kompleksitas dan kerumitannya, ternyata aku belum pandai melakukan manajemen daya energi tubuhku.
Seringkali terasa sangat lelah hingga tak kuasa lagi bepikir.
Tidur pun belum lah menjawab dan menyelesaikan masalah tersebut. aku masih merasakan lelah dan seperti agak kurang nyambung.
Tugas-tugas audit dan investigasi yang bertumpuk dengan materi permasalahan yang berbeda-beda namun tenggat waktu yang saling bertumpuk, memaksaku untuk lebih banyak mencuri waktuku untuk keluarga.
Lembur menjadi agenda harianku. Pulang malam bahkan menjelang tengah malam seringkali harus kulakukan. Waktu yang tidak tercuri, kugunakan sepenuhnya untuk menyelesaikan tugas-tugas domestik membersamai dan melayani keluargaku
Bersamaan itu, aku terus menyusui dan pumping ASI untuk bayiku.
Sementara itu, aku lengah dan mulai abai dengan asupan nutrisi untuk tubuhku.

Akhirnya.....
Badanku seringkali ngedrop
Dan suami mengultimatum untuk menghentikan semua aktivitas di luar kewajiban ke kantor.
Gadget pun dibatasi karena vertigo dan migren sering kambuh.
Untuk aktivitas menggunakan laptop, cukup ketika jam kerja di kantor saja.
Karena ingin kembali fit dan bugar, aku menuruti perintah suami.
Lah tanpa diultimatum suami pun, aku mungkin akan melakukan hal yang sama. Karena aku tidak ingin terkena vertigo dan migren.

Aku menyimak materi selalu di tayangan tunda. Mencari sela-sela selepas aturan 18-21, hahahaha.
Jujur, aku juga seringkali nggak nyambung ketika menyimak materi dari bunda Septi atau pun go live dari bunda2 lainnya. Lah wong sambil kesirep-sirep juga bacanya.

Karena tidak aktif di kelas, maka sesampainya di area perkemahan, aku seperti praja yang kehilangan ketua regunya.
Sendiri saja menggelar tenda dan alas duduk, lanjut termangu-mangu memandang lalu lalang praja lainnya yang sedang bertegur sapa, berkenalan dan bersenda gurau.
Aku hanya terdiam, seperti orang yang sombong. Padahal sebenarnya, aku terlalu malu dan bingung.
Aku tak tahu harus kemana, melakukan apa dan menyapa siapa.

Dan kini aku kebingungan ketika harus memberikan hadiah istimewa kepada ulat praja lainnya.
Kepada siapa aku mengirimkan kadoku?

Sungguh aku ingin berbagi.
Berbagi dari sedikit yang aku ketahui.
Karena aku ingin berbahagia bersama dengan yang lainnya.

Tetes haru tak kuasa ku tahan ketika aku mendapat sapaan, meskipun tidak berlanjut menjadi obrolan panjang, karena aku tak tahu harus bagaimana membuka percakapan.
Dan tetes haru itu semakin menderas ketika aku mendapat kiriman kado yang sangat istimewa dari bunda Eka Diah K.
I love you so much mbak Dee.
Aku belum membalas kadomu.

Kali ini aku belum bisa berbagi kasih dengan bunda-bunda yang lain.
Aku belum memiliki keberanian untuk menyapa dan berkenalan dengan semua bunda di kelas Bunda Cekatan batch 1 ini.
Aku lebih banyak bersembunyi di balik daun dan menjadi pengamat dalam diam.
Angan-anganku melambung tinggi, ingin bergabung di arena.
Tapi aku terlalu takut untuk melangkah keluar dari tempat bersembunyiku.

Aku merasa tak punya apa-apa untuk dibagikan.
Aku merasa tak pantas untuk berbagi, karena aku bukan siapa-siapa.
Dan kini, karena pikiran sempitku itu, aku sendiri saja di sini.
Aku sendiri di tempatku, bergelung dengan ketakutanku sendiri.

Tapi aku bertekad, kondisi ini tidak boleh berlarut-larut.
Aku berusaha untuk menjadi ulat yang lebih gesit untuk menyusuri semua ruang dan bertemu serta berteman dengan semua ulat. Lalu bersama-sama menuju ke tahap selanjutnya hingga menuntaskan kelas dan bermetamorfosis menjadi kupu-kupu yang cantik, tegar dan cerdas.
Karena aku ingin menjadi seorang perempuan yang cerdas dan bahagia dalam menjalani peranku sebagai istri, ibu, dan anggota masyarakat.

Inilah pelajaran terbesar yang kuperoleh hingga di tahap sekarang ini.
Sharing is caring.
Bahagialah dengan berbagi.
Percaya pada kemampuan diri tanpa harus menjadi lupa diri dan angkuh hati.


#belajarmerdeka
#bundacekatanbatch1
#smartmomhappymom