" i've got love"



Di awal-awal minggu terakhir tahap ulat-ulat ini, sempat pesimis. Sempat terbersit niatan untuk cut off dan mundur dari kelas Bunda Cekatan batch 1 ini. Lelah rasanya, seperti tak sanggup lagi mencerna materi yang ada. Terlebih lagi, di minggu-minggu sebelumnya, sudah tidak fokus lagi menyimak materi. Saya sudah kehilangan arah. Tidak pernah terlibat aktif di kelas.

Dan, sungguh terkejut rasanya ketika tugas selanjutnya harus berpasangan.
Ya Allah, saya harus mengajukan lamaran ke siapa?
Saya merasa tidak memiliki teman.
Sendiri saja menyusuri hutan.
Saya terlalu penakut untuk menyapa, terlalu malu untuk membuka pertemanan.
Siapa saya ini?
Apakah ada yang mau berteman dengan ulat yang tak menarik, tak bisa berbincang dan tak punya kelebihan ini?
Jadi, saya memilih menepi saja.

Tiba-tiba, datanglah pinangan dari mb Enggar, untuk menjadi buddynya.

Masyaallah, rasanya tersanjung banget.
Gak percaya, ada yang mau menjadikan diri ini buddynya.

Finnaly

I've got LOVE 💖

Terimakasih mbak Eng atas kesediaanmu memilih saya.

Mungkin saya belum bisa menjadi teman yang baik bagi mbak Enggar. Ya, begitulah kondisi saya saat ini. Saya sedang belajar untuk menjadi teman yang baik buat mbak Enggar dan juga teman-teman saya yang lainnya.

Tak banyak perbincangan antara saya dan mbak Enggar. Tapi, dari yang tidak banyak itu, saya mencoba untuk mengenal mbak Enggar.
Mungkin belum pas, tapi saya akan terus mencoba.

Ada sedikit kesamaan antara mind map mbak Enggar dengan mind map saya.
Apa itu?
Kami sama-sama ingin mengistimewakan keluarga kami melalu rasa yang memorable yaitu masakan ibu.

Kami ingin kelak "rasa" itu dirindukan dan menjadi alasan untuk pulang

Tak banyak pula aliran rasa di antara kami (😭) karena mungkin, saya yang terlalu takut keliru. Khawatir menyinggung perasaan.
Dan mungkin juga, saya terlalu sombong, hingga seperti tak punya waktu untuk sekedar bertanya "why?"

Maafkan saya ya mbak Enggar.

Hingga kemudian, saya mendapat bekal istimewa dari mbak Enggar.


I am so happy.
Matur tengkiyuuu, mbak Enggar.

Dan saya pun bingung, bekal apa yang pas dan pantas untuk saya serahkan ke mbak Enggar?

Akhirnya,
Untuk mbak Enggar, saya hanya berani menyajikan sedikit bekal ini.


Ohya, sejujurnya, saya tidak pede loh.
Menurut saya, mbak Enggar sangat keren, menarik, ramah dan penuh percaya diri. Sedangkan saya?