Mendongeng (hari 3)
28 April
2018
Kak Fif sedang berjuang menjalani ujian kelulusannya. Dia
tampak cemas namun ia cukup pandai menyembunyikannya. Namun akibatnya, badannya
jadi tidak sejalan. Akhirnya manifestasi dari rasa tertekannya tersebut
berakibat rasa kantuk dan lelah yang berlebihan. Begitu mudahnya ia tertidur
bahkan ketika sedang menonton film action yang sangat seru dan bising.
Tadi pagi kak Fif belajar dengan ditemani ayah. Entah
bagaimana awalnya, bunda yang sibuk menyiapkan sarapan tidak sempat mengikuti
percakapan mereka berdua. Yang jelas, tiba-tiba ayah mendongeng dan kak Fif serta
dik Bit menyimak dengan serius.
Seperti biasa, jika ayah yang mendongeng maka kisah yang
diambil seputar sirah nabawiyah. Begitu juga pagi tadi, ayah menceritakan kisah
sahabat Umar. Disampaikan bahwa suatu hari sahabat Umar seperti biasa
berjalan-jalan mengunjungi warganya. Hanya berdua dengan ditemani seorang
pengawalnya. Hingga di sebuah rumah, nampak seorang ibu yang sedang memasak
sementara anak-anaknya menangis meminta makan. Sahabat Umar berhenti dan
bertanya kenapa anak-anaknya menangis. Perempuan tersebut menjawab mereka
kelaparan tetapi tidak ada makanan yang bisa disantap. Yang dimasak itu
hanyalah batu dan air.
Kak Fif bertanya, kok batu direbus, kenapa, dan ayah
menjawab, untuk menipu anak-anaknya si ibu itu agar mau diam. Lalu ayah melanjutkan
lagi kisah sahabat Umar.
Sampailah di kisah tentang sahabat Umar yang memilih
mematikan lampu di malam hari karena minyak yang digunakan untuk menghidupkan
lampu itu dibiayai negara. Kembali kak Fif bertanya, “Lah, ayah dan ibu
seringkali meminjam dan menggunakan laptop kantor di rumah. Bagaimana itu Yah?”
Terdengar ayah menjawab, jika untuk keperluan pelaksanaan
pekerjaan kantor, insyaallah masih bisa dibenarkan.
Di akhir kisah, terdengar ayah menyampaikan nasihat bahwa
berbuat jujur adalah utama karena Allah maha melihat. Setiap amal sholeh akan
diperhitungkan balasannya kelak oleh Allah. Ibarat pepatah, sekali lancung di
ujian, seumur hidup orang tidak akan percaya. Keberhasilan seseorang tidak
semata dilihat dari angka tetapi usaha dan kejujuran untuk meraih angka
tersebut adalah nilai yang sebenarnya dari pribadi orang tersebut.
Hmmm, alhamdulillah. Di level 10 ini, ayah ikut terlibat
membangun karakter anak-anak melalui dongeng dan diskusi ringan yang hangat.
#tantangan10hari
#level10
#kuliahbunsayiip
#GrabYourImagination
0 Komentar