Mendongeng  (hari 6)


1 Mei 2018


Malam ini, ketika bunda sedang memasak makan malam, tiba-tiba kak Taz mendekat dan menawarkan diri untuk membantu. Dengan antusias, Bunda menerima tawaran tersebut dan mempersilahkan kak Taz untuk memilih membantu apa yang dia inginkan. Kak Taz memilih membantu mengupas bawang putih dan mencuci sayuran.

Sambil mengupas bawang putih, kak Taz bercerita bahwa dia tadi melihat buku yang cukup tebal dengan sampul yang berwarna ceria. Bunda menyahut dan mengatakan bahwa itu buku kumpulan cerita yang bagus sekali. Kak Taz bertanya lagi, apakah itu buku komik atau bukan. Sambil menggelen pelan, bunda berkata bahwa itu bukan komik. Nampak sedikit kecewa pada roman mukanya. Melihat itu, bunda menawarkan untuk membacakan buku itu nanti menjelang tidur. Kak Taz segera tersenyum dan mengangguk penuh semangat. Kata-kata riang keluar dari bibirnya, betapa ia senang dan teringat dulu bunda sering sekali membacakan buku untuknya.

Malam ini, cerita yang dipilih oleh kak Taz adalah kisah burung merak yang sombong. Dikisahkan di sebuah hutan hiduplah burung merak yang memiliki bulu ekor yang sangat indah karena bergemerlapan. Setiap hari ia selalu memamerkan bulunya yang indah itu ke seluruh penghuni hutan. Sambil berlenggak lenggok, bernyanyi dan menarik. Semua binatang mengagumi dan memuji keindahan bulu si merak. Hal ini membuat merak lupa diri dan sombong. Dia suka menghina binatang-binatang lainnya. Dia juga meminta tidak ada yang boleh membuat sarang lebih tinggi dari sarangnya, karena dia tidak mau ada binatang lain mengalahkan dirinya. Dia membuat sarang di puncak pohon yang sangat tinggi. Beberapa binatang sudah menegurnya dan memperingatkan tentang bahayanya membuat sarang di tempat yang terlalu tinggi. Tetapi merak tidak mau mendengar bahkan menuding binatang-binatang itu hanya iri saja dengannya yang berbulu indah.

Hingga suatu hari, ketika merak sedang tertidur di sarangnya yang berada di puncak pohon yang sangat tinggi, mendadak terjadi badai disertai petir. Sarang merak tersambar petir dan terbakar. Merak terpelanting jatuh ke bawah. Dia tidak mati, tetapi seluruh bulu indahnya hangus. Merak pun gundul. Tinggal bulu-bulu kecil saja di kulitnya. Dia merasa malu, dan tidak bisa terbang, lalu bersembunyi di semak belukar. Ketika badai reda, binatang-binatang pun keluar dari sarangnya. Mereka memikirkan nasib merak di atas sana. Ketika mereka mengetahui nasib merak, segera lah berbondong-bondong menjenguk merak yang bersembunyi di semak belukar.

Mereka menghibur merak dan juga membawakan makanan sehingga merak tidak semakin sakit. Melihat sikap teman-temannya, merak merasa malu dan bersalah karena selama ini telah sombong dan selalu menghina mereka. Merak berjanji tidak akan sombong lagi.

Tepat di akhir kisah, kak Taz dan dik Bit pun langsung tertidur setelah sebelumnya berkata tidak akan menjadi anak yang sombong.



#tantangan10hari
#level10
#kuliahbunsayiip
#GrabYourImagination