Mendongeng  (hari 7)


2 Mei 2018


sore tadi, tiba-tiba duo kakak bertengkar cukup keras di ruang tengah. Kak Fif terdengar membentak adiknya, kak Taz. Entah apa permasalahannya, bunda tidak mengetahui karena sejak tadi sibuk di dapur bersama dik Bit. Sementara bunda memilih untuk bertahan di dapur saja, dan memberikan kesempatan bagi duo kakak untuk menyelesaikan sendiri perselisihan mereka.

suasana ruang tengah menjadi sepi, tak ada lagi suara duo kakak dan juga televisi. Bunda pun merasa penasaran, lalu mengintip dari pintu yang menuju ke dapur. Ternyata duo kakak asyik dalam kegiatan masing-masing tetapi saling berjauhan. Hmmm, nampaknya masih saling marah, tetapi setidaknya masing-masing sudah mulai belajar untuk meredam emosinya dan menata hati. Setidaknya begitu lah, buktinya bisa bertahan di ruang yang sama tanpa berselisih lagi.

sambil membawa sepiring pisang goreng hangat dan satu teko teh hangat, bunda masuk dan menghampiri duo kakak. Diikuti dik Bit yang kerepotan membawa toples berisi kerupuk dengan mulut penuh mengunyah pisang goreng. Lalu kami berdua pun duduk diantara duo kakak.

bunda tawarkan pisang goreng dan teh hangat tersebut ke duo kakak.

Setelah semua mengunyah pisang goreng, bunda pun memulai percakapan. Kali ini, bunda mengatakan akan bercerita tentang pengalaman bunda tadi di kantor. Tujuan utama bunda adalah agar duo kakak dapat mengendalikan emosi dan tidak mudah marah.

Mendengar bahwa bunda akan bercerita tentang pengalaman bunda di kantor seharian tadi, duo kakak begitu antusias. Keduanya segera merangsek mendekati bunda.

Kali ini, bunda mereka-reka tokoh bernama Titi. Dia adalah teman sekantor bunda dan karena usianya di atas usia bunda, jadi bunda membahasakannya dengan sapaan budhe Titi. 

Sama dengan bunda, budhe Titi hari ini juga mendapatkan tugas untuk melakukan pemeriksaan. Nah ternyata sewaktu memeriksa, budhe Titi bertemu dengan orang yang sangat menjengkelkan. Suka menyela, membantah, dan berbicara yang cukup menyentil. Hal ini ditanggapi emosi oleh budhe Titi. Akhirnya budhe Titi marah-marah ke orang tersebut. Saking jengkelnya, budhe Titi marahnya tidak terkontrol lagi. Termasuk mengumpat ke orang tersebut hingga orang tersebut marah juga lalu berdiri dan memukul budhe Titi. 

Budhe Titi pun semakin marah, lalu menjerit dan membentak orang tersebut.
Akhirnya, teman-teman bunda yang lain pun berdatangan untuk melerai keduanya. Setelah tenang semua, teman-teman pun berusaha menengahi. Budhe Titi menjelaskan permasalahannya begitu juga orang tersebut. Setelah keduanya bercerita, baru diketemukan jika sebenarnya penyebabnya adalah kesalahpahaman saja. Karena budhe Titi lebih dulu marah, akhirnya orang tersebut merasa tersinggung. 

Mendengarkan cerita bunda, duo kakak berkata bahwa dia tidak ingin jadi orang yang sombong dan pemarah. Mereka akan belajar untuk menjadi sosok yang bisa bersabar, tidak mudah terpancing untuk marah.

Alhamdulillah, semoga kisah tersebut membekar di hati kalian ya, anak-anak permata hatiku.




#tantangan10hari
#level10
#kuliahbunsayiip
#GrabYourImagination