Pergaulan Bebas



Penyaji : Kelompok 10


Pengertian:
Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh individu engan individu,dapat juga oleh individu dengan kelompok.seperti yang dikatakan aris toteles bahwa manusia sebagai makhluk social (zoon politicon), yang artinya manusia sebagai makhluk sosial yang tak lepas dari kebersamaan dengan manusia lain.

Pergaulan mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian seorang individu.pergaulan dapat berdampak positif dan negatif tergantung dengan bagaimana remaja tersebut bergaul.

Pergaulan yang positif itu dapat berupa kerja sama antar individu atau kelompok guna melakukan hal hal yang positif. Dimana pergaulan positif bisa disebut juga pergaulan sehat. Pergaulan yang sehat adalah pergaulan yang tidak terjebak dalam dua kutub yang ekstrim yaitu terlalu sensitif (menutup diri) atau terlalu bebas. Dimana konsep semestinya lebih ditekankan kepada hal positif, seperti untuk mempertegas eksistensi diri atau guna menjalin persaudaraan serta menambah wawasan.

Pergaulan yang negatif itu lebih mengarah kepergaulan bebas. Hal itulah yang harus dihindari terutama bagi remaja yang masih mencari jati dirinya.

Prinsip pergaulan sehat:
  • adanya kesadaran beragama.
  • memiliki rasa setia kawan agar dapat terjalin hubungan sosial yang baik, peranan rasa setia kawan sangat dibutuhkan.
  • memilih teman untuk mengantisipasi agar tidak terpengaruh dengan sifat yang tidak baik/ sehat.
  • mengisi waktu dengan kegiatan yang positif.
  • antara laki laki dan perempuan memiliki batasan batasan tertentu agar tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan.
  • jika memiliki masalah selesaikan dengan komunikasi,bukan amarah/ emosi.


Faktor penyebab pergaulan bebas :
  1. Faktor orang tua, antara lain : yang pertama, faktor kesenjangan pada sebagian masyarakat kita masih terdapat anak- anak yang merasa bahwa orang tua mereka ketinggalan jaman dalam urusan orang muda. Kedua, faktor kekurangpedulian orang tua terhadap pergaulan muda mudi. Yang ketiga, faktor ketidakmengertian para orang tua yg kurang menyadari kondisi jaman sekarang.
  2. Faktor agama dan iman.
  3. Perubahan zaman.

Dampak positif dari pergaulan remaja :
  • Remaja tersebut dapat mengenal orang banyak.
  • Mendapat teman untuk untuk berbagi cerita.
  • Dapat membentuk kepribadian yang baik sehingga diterima dan berguna dimasyarakat.
  • Lebih mengenal nilai nilai dan norma norma yg ada di masyarakat.


Dampak negatif dari pergaulan negatif :
  • Tumbuh menjadi sosok individu dengan kepribadian yang menyimpang.
  • Hilangnya semangat belajar.
  • Suramnya masa depan akibat terjerumus dengan pergaulan yg menyimpang.
  • Dijauhi masyarakat karena berprilaku tidak sesuai dengan norma dimasyarakat.
  • Mengecewakan orang tua dan keluarga.


Solusi dan Pencegahan agar anak tidak terjebak dalam pergaulan bebas :
  • Mendekatkan anak kepada Allah SWT
  • Orangtua melakukan komunikasi, kontrol dan pengawasan kepada anak, dengan siapa saja anak bergaul
  • Membekali anak dgn akhlak dan budi pekerti yg baik
  • Memberitahu anak batasan tentang laki-laki & perempuan, misal tidak boleh pacaran/berdua-duan dengan lawan jenis yg bukan mahram
  • Memberi pengertian anak utk  memilih bergaul dengan teman yg baik
  • Memberi kegiatan positif pada anak



Diskusi kelas

Pertanyaan:
Bgmn cara menguatkan pondasi ini. Karena dari beberapa pengalaman. Ketika sama orang tua bener, pas jauh sama orang tua jadi liar

Jawaban:
  • Orangtua harus bisa menanamkan rasa takut terhadap Allah. Bahwa Allah akan selalu melihat setiap perbuatan kita, meski orangtua tidak ada. Kuatkan dulu pondasi orangtua. Kalau anak belum benar, bisa dipastikan ada yang salah dengan orangtuanya, baik dari akhlak, pengetahuan atau pengawasan.
  • Bangun bonding yang kuat antara orang tua dan anak, sehingga tumbuh kepercayaan anak terhadap orangtua.
  • Dekat dalam kualitas bukan kuantitas. Dekat dengan org tua secara kualitas akan mengakar meskipun kita sedang berjauhan.
  • Kita sebagai orang tua harus demokratis, tidak otoriter, siap mendengarkan keluh kesah anak, menjadi sahabat terdekatnya dan jadi role model yg baik.


Pertanyaan:
Tipe pengawasan seperti apa? Misalkan mengikuti kemana dia pergi atau bagaimana?

Jawaban:
Kalau masih kecil kan malah cenderung mereka minta ditemani kamana aja. Atau ikut kemana ibunya pergi. Kalau sudah gede biasanya sudah pengen punya privasi. Nggak mau diikuti atau ikut ibunya.
Ditekankan pada pondasi dasar agama dan imannya, kalau mengikuti kemanapun anak pergi itu tidak mungkin. Zaman juga sudah berubah. Tentunya anak juga memiliki hak untuk bergaul dengan teman temannya. Sebagai orang tua harus bisa menjadi teman yg bisa di ajak cerita. Kalau bonding kuat anak tidak akan menyembunyikan apapun dari orang tua. Orangtua harus mengenali teman bergaul dan lingkungan anak, penggunaan gadget jg perlu diawasi.





Tambahan ulasan dari member:

Diskusi santai dan berbagi, kader Nasional bersama SME Utama HEbAT Community⭐


Secara umum, ketika anak berperilaku buruk, kita orangtua seringnya langsung berpikir "bagaimana memperbaiki perilakunya?. Nasehat, sanksi atau hukuman?" Pernahkah terlintas dalam pikiran kita: "Apakah sesungguhnya yang mereka butuhkan? Apa mereka sudah mendapat cukup cinta dan kasih sayang dari kita orangtuanya?". Sebab, perilaku buruk biasanya adalah puncak dari rasa frustrasi anak ketika ia merasa tidak diperhatikan dan tidak dicintai.

Mari kita mulai dari

MENGAPA

Ketika nafsu bergejolak terlampau dini, sedangkan akal belum mampu menjalankan fungsi kendali, kita tidak bisa menyalahkan gagalnya pendidikan akhlaq.

Sehebat apapun akhlaq diajarkan dan benteng dikokohkan, toh akan jebol juga. Selama ini kita terlalu terfokus pada konsep "membentengi". Itu membuat pendidikan Islam kita jadi sangat defensif.

Kenapa kita tidak mulai berpikir tentang "mengatasi", agar pendidikan itu menjadi progresif. Jangan lupa : amar ma'ruf adalah nahi munkar terbaik.

Namun, selama ayah tak terlibat dalam pendidikan anak-anaknya, pendidikan akan cenderung defensif dan normatif. Karena Sang Progresif itu adalah AYAH

Apakah "mengatasi" artinya kita memposisikan diri untuk melawan, yang artinya kita berdaya? Siap mengerahkan segala daya upaya untuk melawan atau kita sebagai solution maker, tidak hanya main bertahan...?

Membentengi artinya kita adalah obyek. Mengatasi artinya kita adalah subyek. Membentengi artinya kita not do something wrong.  Mengatasi artinya kita do something right. Membentengi artinya kita kebal penyakit. Mengatasi artinya kita basmi penyakit.

Kita tidak boleh sibuk membangun benteng dan bendungan, tetapi aktif mengajarkan berenang dan membuat perahu.

Konsep "mengatasi masalah" dengan design thinking itu sudah sangat baik, karena meliputi proses why (menyerap) sebelum how (mengatasi). Do the right thing (emphatize), sebelum do the thing right (create n do the solution). Dzikir (membeningkan hati dan menajamkan intuisi) sebelum fikir (membiakkan idea)

Kalau kita ingin menghindarkan anak dari perilaku buruk, dorong mereka untuk melakukan perbuatan baik, bukan menjauhkannya dari keburukan. Itu namanya bikin perahu dan belajar berenang, bukan bikin benteng dan bendungan

"Katakanlah : telah datang kebenaran dan telah tersingkir keburukan" (QS 17 : 81)

"Ikutilah keburukan dengan kebaikan, agar (kebaikan itu) menghapusnya" (Al-Hadits)

Menyibukkan anak dengan kebaikan bukan panik mengcounter keburukan, fokus pada cahaya anak bukan kegelapan. Itulah perlunya membersamai ananda sejak dini dengan beragam kegiatan positif, sehingga memahami pola fitrah ananda sekaligus menajamkan naluri, intuisi, firasat untuk menguatkan fitrah keayahbundaan. Sehingga tidak mati gaya untuk merancang kegiatan kegiatan yang positif dan produktif sampai anak aqilbaligh.