Jurnal 1

Menemukan Sukaku


Aku dulu membentuk diriku menjadi seorang yang wellplanned. Hidup ibarat sebuah event yang tertata dalam sebuah organizer. Penuh rencana yang detil bahkan ada plan B dan plan C untuk mengcover jika plan A tak terlaksana.
Gagal?
Oh its big no.
Karena kalau gagal, maka rencana selanjutnya harus tertunda.
Hingga beberapa kejadian yg 180' bertolak belakang dengan ancangan dalam anganku, membuatku limbung.
Aku melangkah tanpa arah.
Jiwaku dan badanku seolah tak menyatu.
Aku terpuruk hingga menjadi "bukan siapa-siapa" lagi.
Hingga akhirnya kuputuskan menerima peran sebagai seorang istri. Inilah awalku belajar tentang "mengalir dengan tertata".
Dua belas tahun kujalani, rasanya aku belum bisa apa-apa. Semuanya berjalan seakan itu sebuah keharusan.
Semua menjadi beban.
Bukan lagi kebahagiaan.
Aku kehilangan sukaku.


Aku pun memberanikan diri belajar di Ibu Profesional.
Di kelas bunda sayang, mulai kupindai benih-benih bahagiaku.
Mengenali suka dan tidak sukaku, bisa dan tidak bisaku, sebagai sumber kekuatanku.
Berlanjut di kelas bunda cekatan, semakin nampak mata tunas bahagiaku karena akhirnya kutemukan apa yang aku suka.

Aku suka memasak karena aku sayang keluargaku dan ingin selalu memanjakan mereka. Memasak juga memberikan kebahagiaan sekaligus kebanggaan bagiku.
Berkebun dan hasta karya memberikan kepuasan bagiku karena aku bebas melakukan apa saja sesuai mauku.
Menulis memberikan ruang ekspresi bagiku untuk menyampaikan isi pikiranku.


Merdeka belajar dan belajar merdeka.